Haul Mbah Sambu: Siswa-siswi MANU Lasem Mengadakan Kegiatan Ziarah Bersama

Lasem, siswa-siswi MANU (Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama) Lasem mengadakan kegiatan ziarah bersama dalam rangka Haul Mbah Sambu. Acara ini dimulai pukul 8 pagi dan diisi dengan tahlil bersama yang dipimpin oleh KH. Zainul Arifin. Guru, siswa, dan karyawan turut serta dalam kegiatan ini,(20/06/2024)

Sejarah Mbah Sambu: Penyebar Agama Islam di Lasem

Mbah Sambu, yang bernama asli Sayyid Abdurrahman Basayaiban, merupakan tokoh ulama legendaris di Kota Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Beliau wafat pada tahun 1671 M. Mbah Sambu adalah putra Pangeran Benowo dan cucu Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya, Raja Kerajaan Pajang. Ia memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Lasem.

Pada awalnya, Mbah Sambu melarikan diri dari Kerajaan Pajang karena permasalahan jabatan. Setelah belajar mengaji di Ampel, ia dipanggil oleh Adipati Tedjokusuma (Mbah Srimpet), Bupati Lasem saat itu, untuk menjadi wali negara atau guru agama Islam di Lasem. Mbah Sambu kemudian diangkat menjadi walinegara Kadipaten Lasem dan menjadi menantu Mbah Srimpet. Ia menjadi ulama besar pertama di Lasem pada tahun 1558 M1.

Atas jasanya dalam menyebarluaskan agama Islam, Mbah Sambu diberi sebidang tanah yang kini menjadi area Masjid Jami’ Lasem. Setiap tahun, haul Mbah Sambu digelar pada tanggal 14, 15, dan 16 Dzulhijjah dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat Lasem1.

Ziarah ke Makam Mbah Srimpet

Selain mengunjungi makam Mbah Sambu, siswa-siswi MANU Lasem juga melakukan ziarah ke makam Mbah Srimpet. Semoga kegiatan ini terus memperkuat nilai-nilai keagamaan dan budaya di Lasem.